Kamu adalah puisi
Diantara rintik hujan
Yang jatuh ke semesta
Yang membuatku
Seolah pujangga
Membisukan mulut
Tapi,
Menjeritkan hati
Didalamnya . . .
Kamu,
Adalah ghaib senyum
Dibibir yang murung
yaa...Bibirku
Kamu,
Adalah rinai itu sendiri
Meriuh jatuh dikepalaku
Dan Banjir disitu .
Kamu ,
Adalah ciuman di pagi buta
Dibelakang taxi
Yang kita tumpangi
Tukar lidah
Diantara embun-embun
Yang baru lahir
Kamu ,
Adalah lengan
Yang merengkuhku
Dimalam yang buta
Membelah sepi
Kota Jogja
Menanggalkan serpihan rindu
Di lampu - lampu jalan
Yang redup
Lalu,
Aku adalah Ia
Yang kini
Hatinya kau rajut
Diantara Embun ,
Lampu- lampu kota
Dan ciuman di pagi buta
Sedangkan Kamu
Adalah Ia
Puisi disela rinai hujan
Yang tak reda di kepala,
Pun hati,
Yang tlah kau genggam
Di tangan kiri . . .
Diantara rintik hujan
Yang jatuh ke semesta
Yang membuatku
Seolah pujangga
Membisukan mulut
Tapi,
Menjeritkan hati
Didalamnya . . .
Kamu,
Adalah ghaib senyum
Dibibir yang murung
yaa...Bibirku
Kamu,
Adalah rinai itu sendiri
Meriuh jatuh dikepalaku
Dan Banjir disitu .
Kamu ,
Adalah ciuman di pagi buta
Dibelakang taxi
Yang kita tumpangi
Tukar lidah
Diantara embun-embun
Yang baru lahir
Kamu ,
Adalah lengan
Yang merengkuhku
Dimalam yang buta
Membelah sepi
Kota Jogja
Menanggalkan serpihan rindu
Di lampu - lampu jalan
Yang redup
Lalu,
Aku adalah Ia
Yang kini
Hatinya kau rajut
Diantara Embun ,
Lampu- lampu kota
Dan ciuman di pagi buta
Sedangkan Kamu
Adalah Ia
Puisi disela rinai hujan
Yang tak reda di kepala,
Pun hati,
Yang tlah kau genggam
Di tangan kiri . . .



Posting Komentar